Menjadi perempuan yang disenangi dan dipuji-puji siapa sih yang tidak ingin ?
Di dalam Alkitab, tepatnya dalam Amsal 31 dituliskan tentang puji-pujian untuk isteri yang cakap. ISTERI 😱 Jadi isteri saja sepertinya sudah bukan perkara yang mudah (apalagi klu calon jodohmu masih bersama perempuan yg salah), ditambah lagi harus jadi isteri yang cakap dalam buanyak hal.. Duhhhh
Oh ya, sebelum itu ternyata Amsal yang satu ini ditulis oleh Lemuel yang adalah seorang Raja. Kalimat-kalimat indah itu dilatarbelakangi oleh ajaran ibunya tentang bagaimana seharusnya perempuan yang pantas bersanding dengan raja. Aku sih tidak perlu jadi isteri raja ya, jadi ratu di hati kamu aja aku udah seneng..ea ea eaaa 😅
Well, sekarang kita fokus ke Amsal 31:10-31. Saat pertama kali membaca Amsal ini, i'm just like... mundur perlahan/sorong pela', dan menjadi semacam karet bungkusan gado-gado yang lomboknya 3 biji. I'm nothing jika dibandingkan dengan perempuan Amsal 31 ini. Bagaimana tidak, lihat saja hal-hal yang bisa dilakukan oleh perempuan ini. Dia cantik, jago memasak, mengatur orang lain, bercocok tanam, kuat begadang, pintar memintal pakaian, dia murah hati, dan ia bahkan menjual pakaian. What a perfect woman ! Belum kutuliskan hikmat yang harus dimilikinya. Ahh.. Semacam perempuan yang punya beberapa perusahaan dan hebat dalam menjalankan semua perusahaan itu, dan pastinya dia tidak perlu menuliskan kata kunci di youtube "how to get my life together" 😅
Kecenderungan perempuan adalah tanpa sadar membandingkan diri dengan perempuan lain, bahkan yang ada dalam Amsal 31. Bukan tidak mungkin ada perempuan yang berusaha untuk menyamai perempuan dalam Amsal 31, tapi aku tidak akan repot-repot untuk itu.
Biar kujelaskan alasannya. Perempuan itu terlalu sempurna. Dan aku, dari pada bangun tengah malam untuk menyediakan makanan bagi seisi rumah dan memintal pakaian, aku mungkin akan lebih memilih menonton drakor atau cari inspirasi di pinterest tentang dress yang kece atau quotes yang instagramable.
Menurutku, tidak perlu menyamai perempuan dalam Amsal 31, karena zaman sudah berbeda. So, sebaiknya jadilah perempuan-perempuan Amsal 31 zaman now. Maksudku, adalah baik untuk meneladani perempuan dalam Amsal 31, tapi jangan berusaha terlalu keras untuk menjadi sepertinya. Kita masing-masing dikaruniai talenta yang berbeda-beda. So, lebih bijak rasanya jika kita menjadi perempuan yang dipuji-puji dengan talenta yang kita miliki, bukan dengan apa yang tidak ada pada kita. Oh ya, dan 1 lagi...yang paling penting malah, jangan pernah membandingkan diri dengan perempuan yang lain (apalagi membandingkan diri dgn mantannya pacarmu) atau dengan perempuan berlabel "cantik" yang bertebaran di media. Yang harus kau tau, make up cantik di wajahnya itu di pulas selama berjam-jam agar terlihat layak untuk cover majalah vogue. Tidak usah terlalu risau jika kau pendek, hidung minimalis, ukuran dada yang *ah sudahlah. Ingat, bahkan perempuan berkumis dan bertubuh besar pernah menjadi standar cantik di masa lampau. Jadi, dari pada mengikuti standar cantik sesuai dengan yang dipropagandakan di media yang sesungguhnya selalu berubah-rubah mending jadi diri kita sendiri. Your beautiful, powerful, unique, and kind in your own way zayyy. Dan lagi, nilai kita tidak bergantung dari seberapa banyak orang yang menyukai kita. Nilai kita lebih mahal dari itu. Nilai kita seharga dengan darah Yesus yang sudah tercurah di kayu salib. So, do not insecure about what people think or say about you...berdirilah di depan cermin dan lihat betapa berharga dan betapa Tuhan mencintaimu, itu hal terbaik yang kau miliki. Jangan biarkan nilaimu dirusak oleh pikiran buruk orang lain padamu. Seperti lirik lagunya abang justin; love yourself.
Dan pada akhirnya, jangan pernah mengandalkan kecantikanmu karena kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi perempuan yang TAKUT AKAN TUHAN dipuji-puji.
Eh iya.. Tau tidak apa yang paling sia-sia di dunia ini ? Perempuan yang cantik luarnya tapi atitude-nya jongkok.
So, Takut akan Tuhan is a must.
X,
Tiwi