Kalau
ada laki-laki yang sangat aku rindukan saat ini, dialah papa. Laki-laki yang
penuh dengan percaya diri, yang aku tau semua demi membuatku termotivasi untuk
menjadi lebih darinya.
Laki-laki
yang relah jauh dari keluarga selama bertahun-tahun bahkan meninggalkan
moment-moment ketika anaknya tumbuh menjadi remaja, hanya agar kami bisa dapat
kehidupan yang lebih baik.
Laki-laki
yang saat ini telah berhenti dari rutinitas pekerjaannya, dan ikut membantu
mama tanpa merasa gengsi.
Laki-laki
yang mengajarkanku untuk selalu berbelas kasihi karena katanya saat ia berada
di daerah orang ia juga hidup dari belas kasihan orang lain.
Laki-laki
yang selalu lucuh karena kata-kata aneh dan candaan khas kampungnya.
Laki-laki
yang dapat menjadi teman duet terbaik, karena suara dan kemampuan bermain gitarnya
yang sangat baik.
Laki-laki
yang dengan senang hati memasak untuk mama ketika mama sedang sibuk-sibuk
karena orderan jahitan yang menumpuk.
Tidak
banyak kata yang bisa menggambarkan seperti apa dirinya, tidak semua yang kau
rasakan bisa diungkapkan dengan kata bukan ?
Oh
yah, satu lagi…dia laki-laki yang sangat suka dengan salah satu lagu Ebiet G.
Ade, yang potongan liriknya kurang lebih
seperti ini,
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Dari pintu ke pintu ku coba tawarkan nama demi terhenti tangis
anakku dan keluh ibunya.
Tetapi nampaknya semua mata memandangku curiga seperti hendak
telanjangi dan kuliti jiwaku.
Apakah buku diri ini harus selalu hitam pekat, apakah dalam sejarah
orang harus pahlawan.
Sedang Tuhan di atas sana tak pernah menghukum dengan sinar matanya
yang lebih tajam dari matahari….”