FB tidak dapat dipungkiri telah menjadi salah satu media sosial yang paling banyak digunakan oleh manusia. Masing2 pemilik akun tiap harinya mengupdate apa yang ada dipikiran mereka di salah satu kotak yang bertuliskan "what's on your mind ?" Tipe penggunanya pun berbeda-beda, ada yang kelihatan selalu ceria, selalu galau, ada yang random, ada yang sukanya nyinyir, dan ada juga yang kelihatan religius. So, pengguna FB itu bermacam-macam.
Nah, jika teman2 bertanya tipe religius seperti apa yang saya maksud disini. Yang saya maksud adalah yang mengutip ayat Kitab suci sebagai status, yang menuliskan kata "Tuhan" di statusnya, yup something like that pokoknya. Dan sayangnya, tidak sedikit yang menganggap pengguna akun semacam itu hanya ingin melakukan pencitraan semata. "Kalau berdoa jangan di facebook-lah" seperti itu beberapa orang menanggapinya.
Saya adalah salah satu dari banyak orang yang juga biasanya tiba-tiba menjadi tipe religius di saat2 tertentu. Jadi dengan rendah hati saya ingin berpendapat sedikit tentang hal itu. But don't take it pake urat yaa...ini nda masuk SKS kok
Masing2 pengguna memiliki cara dan niat yang berbeda untuk mengemukakan apa yang sedang dipikirkannya. Nah, karena berbeda...kita tidak dapat menyamaratakan semua pengguna bertipe religius (sebut sj begitu) sebagai orang2 yang selalu berusaha mencitrakan diri seperti pandangan beberapa orang. Menurut saya itu kurang adil ciin.
Bagi saya pribadi, media sosial serupa FB sangat banyak manfaat baiknya jika digunakan dengan cara yang bijaksana. Ia dapat menjadi wadah yang kita gunakan tidak untuk sekedar memamerkan luka sayatan pisau sehabis potong bawang, tapi lebih dari itu dapat dipakai sebagai wadah untuk menjadi berkat bagi pengguna lain. Jika ayat2 Kitab Suci yang saya gunakan dapat menyentuh hati orang lain untuk lebih mengenal Tuhan, why not ? Tapi kerinduan saya seringnya tidak sampai disitu kok. Saya mengupdate suatu ayat sebagai reminder bagi saya pribadi karena saya punya kebiasaan aneh yaitu nge-stalk diri sendiri -_-" yakkodong saking nda adanya yg stalkingin T.T
Satu lagi, tentang yang sering menuliskan kata "Tuhan" di status. Saya salah satu dari mereka. Jika kamu pernah berada pada situasi galau, pilu, risau, kalut, emosi jiwa, dan satu2nya yang bisa kamu harapkan hanya Tuhan. Kamu pasti berdoa. Ya, saya pun begitu. Kok sama ? Ahhh, jgn2 kita jodoh :D Ok, fokus !! Setelah berdoa dan selanjutnya saya diperhadapkan pada pertanyaan "what's on ur mind ?" perasaan itu kadang masih terbawah di pikiran saya dan jadilah sebuah status semisal "Tuhan tolong gerakkan hati Jastin Biber untuk menfolbek diriku :( :(" Ya...itu menjadi semacam pola yang berujung pada kebiasaan. Ahh..bahasa skripsi mi sede'
Itu pengalaman saya pribadi yah, orang lain pasti punya cara dan niat berbeda. Nah, karena kita berbeda...baiknya jangan terlalu cepat menghakimi dengan embel2 pencitraan. Tidak semua yang orang2 tampakkan di media sosial itu pencitraan kok, saya percaya masih ada yang tulus dan apa adanya. Bahkan yang mengambil jurusan Public Relations sekalipun ;)
Tapi kalau kamu tidak percaya, it's okay. Om Paulo Coelho sendiri mengatakan "Tidak ada hal ya g sepenuhnya salah. Jam dinding yang rusak pun benar 2 kali dalam sehari" Jadi kamu tidak salah, saya pun tidak salah. Tuhh kan kita samaan lagi ;) ;)
Tapi kalau kamu masih senewen juga dengan akun2 yang kamu anggap pura2 religius. Baiknya hapus saja dari daftar teman FB kamu, gitu aja kok repot ciin :) Salam.
Nah, jika teman2 bertanya tipe religius seperti apa yang saya maksud disini. Yang saya maksud adalah yang mengutip ayat Kitab suci sebagai status, yang menuliskan kata "Tuhan" di statusnya, yup something like that pokoknya. Dan sayangnya, tidak sedikit yang menganggap pengguna akun semacam itu hanya ingin melakukan pencitraan semata. "Kalau berdoa jangan di facebook-lah" seperti itu beberapa orang menanggapinya.
Saya adalah salah satu dari banyak orang yang juga biasanya tiba-tiba menjadi tipe religius di saat2 tertentu. Jadi dengan rendah hati saya ingin berpendapat sedikit tentang hal itu. But don't take it pake urat yaa...ini nda masuk SKS kok
Masing2 pengguna memiliki cara dan niat yang berbeda untuk mengemukakan apa yang sedang dipikirkannya. Nah, karena berbeda...kita tidak dapat menyamaratakan semua pengguna bertipe religius (sebut sj begitu) sebagai orang2 yang selalu berusaha mencitrakan diri seperti pandangan beberapa orang. Menurut saya itu kurang adil ciin.
Bagi saya pribadi, media sosial serupa FB sangat banyak manfaat baiknya jika digunakan dengan cara yang bijaksana. Ia dapat menjadi wadah yang kita gunakan tidak untuk sekedar memamerkan luka sayatan pisau sehabis potong bawang, tapi lebih dari itu dapat dipakai sebagai wadah untuk menjadi berkat bagi pengguna lain. Jika ayat2 Kitab Suci yang saya gunakan dapat menyentuh hati orang lain untuk lebih mengenal Tuhan, why not ? Tapi kerinduan saya seringnya tidak sampai disitu kok. Saya mengupdate suatu ayat sebagai reminder bagi saya pribadi karena saya punya kebiasaan aneh yaitu nge-stalk diri sendiri -_-" yakkodong saking nda adanya yg stalkingin T.T
Satu lagi, tentang yang sering menuliskan kata "Tuhan" di status. Saya salah satu dari mereka. Jika kamu pernah berada pada situasi galau, pilu, risau, kalut, emosi jiwa, dan satu2nya yang bisa kamu harapkan hanya Tuhan. Kamu pasti berdoa. Ya, saya pun begitu. Kok sama ? Ahhh, jgn2 kita jodoh :D Ok, fokus !! Setelah berdoa dan selanjutnya saya diperhadapkan pada pertanyaan "what's on ur mind ?" perasaan itu kadang masih terbawah di pikiran saya dan jadilah sebuah status semisal "Tuhan tolong gerakkan hati Jastin Biber untuk menfolbek diriku :( :(" Ya...itu menjadi semacam pola yang berujung pada kebiasaan. Ahh..bahasa skripsi mi sede'
Itu pengalaman saya pribadi yah, orang lain pasti punya cara dan niat berbeda. Nah, karena kita berbeda...baiknya jangan terlalu cepat menghakimi dengan embel2 pencitraan. Tidak semua yang orang2 tampakkan di media sosial itu pencitraan kok, saya percaya masih ada yang tulus dan apa adanya. Bahkan yang mengambil jurusan Public Relations sekalipun ;)
Tapi kalau kamu tidak percaya, it's okay. Om Paulo Coelho sendiri mengatakan "Tidak ada hal ya g sepenuhnya salah. Jam dinding yang rusak pun benar 2 kali dalam sehari" Jadi kamu tidak salah, saya pun tidak salah. Tuhh kan kita samaan lagi ;) ;)
Tapi kalau kamu masih senewen juga dengan akun2 yang kamu anggap pura2 religius. Baiknya hapus saja dari daftar teman FB kamu, gitu aja kok repot ciin :) Salam.
hi Tiwi
BalasHapuskalimatnya lucu, read-able bgt :)
tp aq setuju klo manusia itu beda2, jd kalo ga sama wajar n ga usah maksa
salam kenal