Journey has began here |
Sebenarnya pesta
kematian kakek di Toraja merupakan hal yang sangat penting bagi saya. Mengingat
kasih sayang kakek bagi saya yang begitu besar. Selain itu, banyak keluarga
saya yang belum pernah kutemui sebelumnya akan datang dalam pesta kakek.
Terkadang saya berpikir, keluarga – keluargaku yang jauh dari selawesi saja
masih menyempatkan diri untuk datang, masa saya yang jelas – jelas begitu dekat
tidak bisa ikut dalam pesta kakek. Namun, setelah melalui beberapa pertimbangan
yang matang, saya memutuskan untuk ikut study media. Saya pikir study media ini
penting untuk masa depan saya karena bisa memberikan pemahaman bagi saya
tentang prospek kerja kedepannya. Namun,
yang terpenting adalah ini kesempatan saya untuk menemukan mozaik – mozaik
kehidupan saya di tempat yang lain. Di luar pulau Sulawesi !
Singkat cerita
tepat pada tanggal 25 Juli, kami Great 10 berkumpul di bandara Sultan
Hasanuddin. Yaa, saat itu sebenarnya saya agak kuatir juga karena ini merupakan
perjalanan pertama saya menggunakan pesawat. Saat itu kami dibagi kedalam tiga
pesawat berbeda. Namun beruntung, karena saya duduk bersebelahan dengan Yayu
dan Unhy. Ya, kalau duduk dengan mereka berdua, saya yakin mereka dapat
memaklumi saat saya melakukan gerakan – gerakan menyimpang..hehee
Kami pun melalui
tahapan – tahapan sebagai seorang penumpang pesawat mulai dari boarding pass
hingga membagasikan barang – barang. Antrian yang agak lama membuat kami tidak
serempak ke waiting room. Ada yang sudah kesana terlebih dahulu dan ada juga
yang masih rempong mengurusi barang – barangnya. Saat saya dan Yayu’ telah
selesai kami segera berlari menuju ruang tunggu. Hm, saya melirik ke arah ruang tunggu tapi saya tidak melihat
keberadaan teman – teman, “hm jangan – jangan mereka sudah masuk duluan ke
dalam pesawat” pikir saya. Saya dan Yayu’ segera memasuki gate 5 dan ikut
mengantri untuk masuk kedalam pesawat. Saat selangkah lagi memasuki pesawat
itu, seorang petugas datang dan melihat tiket kami berdua dan si petugas sontak
berkata “maaf mba’ anda salah pesawat”. Saya dan Yayu’ yang saat itu sudah
sangat malu segera mesasang muka paling tebal untuk keluar dari tempat itu.
Setelah menunggu
beberapa menit, akhirnya kami segera memasuki pesawat yang sebenarnya
>_<” . Hal paling menakutkan dalam penerbangan pertama saya adalah ketika
pesawat take off. Ya, maklumlah ini penerbangan pertama saya. Saya sungguh
beruntung bisa duduk bersebalahn dengan dua orang yang t’lah saya sebutkan
tadi, tapi mungkin kesialan bagi mereka karena setiap mereka tertidur saya pasti
akan membangunkan mereka ( SPYA ADA TMN NGOBROL )
Puji Tuhan, kami
boleh tiba di Jakarta dengan selamat. Hm…dan dari sinilah kekejaman ibu kota
bermula. Perjalanan kami dari bandara Soekarno-Hatta ke Salemba tengah memakan
waktu yang cukup lama. Cukup untuk membuat kami tambah lepek karena asap
kendaraan yang macetnya minta ampun ditambah lagi dengan cuaca yang panas.
Kejamnya. Tapi bukan GREAT namanya kalau tidak ribut sepanjang jalan :D.
Akhirnya tibalah
kami di rumah itu, rumah yang hingga saat ini tidak akan aku lupakan karena
menyimpan begitu banyak cerita. Ya, walaupun sangat sederhana tapi cukup
menyenangkan menurutku. Dalam rumah itu, kami hidup sebagai saudara yang mampu
berbagi Pop mie saat kami kelaparan, belajar makeup dadakan, bermain Pancasila
5 dasar dimana saya menjadi orang yang sangat sering kalah hingga tangan ini
merah karena keseringan dihantam oleh tangan2 mereka ^_^” dan dalam rumah ini
juga, aku mengerti tentang kata “berbeda”. Dan satu hal penting yang saya petik
adalah jangan pernah percaya pada siapapun saat kau di Jakarta. Saudara sendiri
bisa menusukmu !! Hampir saja postingan ini saya beri judul “BERAWAL DARI HURUF
R”.
Mari kita
tinggalkan kepahitan itu, karena walaupun terkadang Jakarta kejam sebenarnya
Jakarta juga masih bisa manis kok. Ya, banyak pengalaman seruh dan baru yang
bisa kami peroleh misalnya saja naik Bajaj dan Busway yang biasanya hanya saya
lihat di layak kaca. Bdw, kami juga mengadakan kunjungan ke berbagai tempat
yang hebat seperti KPI, Kompas TV, Majalah CHICK, Dapur Film Hanung Bramantyo,
dan yang paling berkesan adalah kunjungan ke MNC. Tidak tanggung – tanggung,
orang yang langsung membawakan materi untuk kami adalah Putra Nababan :D.
Materinya pun tak main – main kawan, Ideologi yang harus dimiliki oleh seorang
Jurnalis. Huaa, sungguh bersyukur kami dapat bertemu dengan orang sehebat itu,
dan yang lebih hebatnya lagi saya dan Jayanti berada tepat di depan oran gyang
hebat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar