Hm..kalau disuruh memilih, apa
yang akan kalian pilih antara di kejar setan atau mendingan di kejar deadline.
Bagi saya dua hal ini merupakan hal yang menyeramkan. Tapi tetap saja jika
disuruh memilih, mungkin saya akan lebih memilih di kejar setan dari pada
deadline. Mengapa demikian ?
Selama
tiga hari, saya mengikuti pelatihan Timelines yang merupakan salah satu
pelatihan yang ada di KOSMIK ( Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi). Pelatihan ini
dihelat pada tanggal 18 hingga 20 Mei. Pelatihan yang bertema “Bring the words
out” ini sebenarnya merupakan pelatihan yang lebih terfokus dalam hal
jurnalistik misalnya seperti menulis
berita, melakukan wawancara, hingga membuat berita itu dalam bentuk buletin.
Peserta
Timelines tahun ini berjumlah 21 orang mahasiswa komunikasi Unhas yang terdiri
dari 8 orang angkatan 2010 dan 12 orang
dari angkatan 2011. Kami dibagi ke dalam 4 kelompok dimana tiap kelompok harus
memiliki nama majalah masing – masing, dan majalah itu nantinya harus berjumlah
36 halaman. Saya dan teman kelompok saya sepakat untuk menamai majalah kami
dengan nama LOSARI.
Setelah setiap kelompok mengadakan rapat redaksi, keesokan paginya tepat jam 8 saya dan anggota kelompok segera bergegas ke TKP yaitu anjungan pantai Losari. Kami diberi waktu untuk meliput hingga jam 12 dan setelah itu kami harus mengolah hasil liputan itu ke dalam bentuk berita dengan deadline pada jam 5 sore. Dan dari situlah kegalauanku bermula.
Setelah setiap kelompok mengadakan rapat redaksi, keesokan paginya tepat jam 8 saya dan anggota kelompok segera bergegas ke TKP yaitu anjungan pantai Losari. Kami diberi waktu untuk meliput hingga jam 12 dan setelah itu kami harus mengolah hasil liputan itu ke dalam bentuk berita dengan deadline pada jam 5 sore. Dan dari situlah kegalauanku bermula.
Sesampai
di anjungan, situasinya ternyata tidak seramai yang kami bayangkan. Anjungan
tampak sepih, dan hanya beberapa keluarga ataupun remaja yang lalu-lalang di
sekitar pantai Losari sembari mengabadikan moment di salah satu Ikon kota
Makassar itu. Namun, hal itu tidak membuat kami menyerah. Kami pun mulai
mencari berita seputar hari liburan selama kamis hingga sabtu . Banyak
tantangan yang kami hadapi, mulai dari orang yang enggan memberikan informasi
tentang liburan mereka, memberikan jawaban seadanya, dan banyak lagi tantangan
lainnya.
Kelopmpok LOSARI |
Namun
setelah bersusah paya dan berpanas – panas ria. Informasi yang kami inginkan
segera terkumpul dan harus segera diolah dalam bentuk berita. Setiba di BLKI
(tempat Timelines berlangsung), tanpa cuci muka kami segera mengolah informasi
– informasi tersebut ke dalam bentuk berita. Saya yang bertugas sebagai
layouter di kelompok itu, berusah mengotak – atik photoshop di laptop saya.
Sebenarnya, lebih baik jika menggunakan Corel Draw tapi karena berhubung saya
tidak tau cara menggunakan barang itu, maka saya harus bersusah ria dengan
photoshop. Waktu berjalan begitu cepat, namun belum ada tanda – tanda bahwa
majalah kami akan jadi tepat sesuai deadline yang ditentukan. Dan berhubung
saya belum terlalu mengerti tentang pembuatan layout suatu majalah, sayapun
mulai pusing tujuh keliling. Penyakit panikan saya mulai kambuh ketika jam di
laptop saya telah menunjukkan pukul 04.00, padahal majalah atau yang lebih
tepatnya disebut bulletin itu belum juga rampung 50%.
Walaupun
kami telah berusaha, bulletin itu belum juga jadi hingga deadline yang
ditentukan. Semua peserta dikumpul di aula dan mendapat makian dari sang
steering. Setelah ditatar selam 1 jam oleh sang steering, kami kembali diberi
kesempatan untuk mengerjakan bulletin itu hingga jam 9 malam. Lagi dan lagi,
kami harus berpacuh dengan waktu. Saya sebagai layouter kembali panik. Membuka
laptop pun rasanya mau muntah. Saya bosan melihat photoshop. Sangat bosan !
Sepanjang hari saya sudah berkutat dengan photoshop itu dan lagi – lagi saya
harus melihatnya. Sementara layout bulletin kelompok yang lain mulai rampung
karena menggunakan Corel, layout bulletin kelompok saya masih flat – flat saja.
Ya, kalian mengertikan betapa rempongnya si photoshop itu dengan layer –
layernya yang bikin gila. Sementara Corel lebih praktis. Hehee ( Teori
pembenaran ).
Waktu
yang makin cepat berlalu membuat saya makin panic dan tidak tau harus berbuat
apa. Belum lagi gangguan dari senior dan panitia – panitia yang selalu
mengingatkan bahwa waktu segera mendekati jam 9. Dan akhirnya majalah kami
setengah matang juga. Walaupun hanya 18 halaman yang bisa kami kerjakan, kami
segera mencetak hasilnya.
Dua
kelompok berhasil membuat bulletin dengan isian 36 halaman ya walaupun isinya
kebanyakan hasil googling. Sementara dua kelompok lainnya hanya mampu
menyelesaikan 18 halaman dengan layout yang amburadul dan tentunya salah satu
dari kelompok itu adalah kelompok saya. Steering kembali berkoar – koar dengan
sejumlah makian yang menyejukkan jiwa. HIks. Laptop saya lowbat begitu juga
dengan saya. Saya tidak sadar kalau ternyata saya belum cuci muka, mandi,
ataupun makan.
Hari
terakhir Timelines, panitia menginstruksikan kami untuk segera ke aula dan lagi
– lagi harus membawa laptop dan perut saya mulai mulas. Saya tau bahwa lagi dan
lagi kami harus berkejar – kejaran dengan sang waktu. Dan benar saja, sesampai
di aulah kami di haruskan mengulang (bukan memperbaiki) majalah kami hingga jam
1. Dengan jiwa yang masih setengah sadar, saya dan teman kelompok saya segera
bersatu untuk melawan sang waktu. Karena menggunakan Photoshop agak lama, teman
kelompok saya juga membantu dalam hal layout agar majalah selesai tepat sesuai
deadline dan idak lagi mengecewakan sang steering. Belejar dari pengalaman
sebelumnya, saya lebih memahami pembuatan layout majalah yang ternyata harus
dibuatkan dami terlebih dahulu. Kalau
tidak tau dami, langsung saja search di google. Lagi – lagi waktu begitu cepat
berlalu, hingga saya menggunakan waktu makan siang saya untuk tetap berkutat
denga photoshop itu. Kali ini saya agak lebih tenang ( sedikit ). Tapi lagi dan
lagi waktu tidak berpihak pada kami. Majalah LOSARI tidak terbit sesuai
deadline yang ditentukan.
Akhirnya
kami kecewa, steering kecewa, laptop dan photoshopku kecewa, semua kecewa. Kami
mendapat predikat peserta tergagal selama Timelines diadakan. Ya, karena sudah
diberik kesempatan 3 kali tapi tetap tidak mampu untuk menyelesaikan majalah
itu tepat pada waktunya. Tapi saya senang karena banyak pengalaman berharga
yang saya peroleh selama mengikuti kegiatan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar