Pages

Meng-Indonesia-kan bahasa Toraja

Kamis, 23 Mei 2019

"wiiiiii.. bagus liu toda' bajunya"

Bagi orang yang berasal dari luar Toraja,  kalimat seperti diatas sudah pasti membingungkan.  Namun,  di kalangan anak-anak Toraja yang mengakuh hits dan gawul tiada tara kalimat seperti itu normal-normal saja. 

Di kampung (baca: daerah2 yang jauh dari Rantepao) penggunaan bahasa Toraja masih begitu kental.  Jika berjalan2 ke daerah pelosok, rasanya begitu bahagia jika mendengar anak-anak kecil menyapa kami dengan "umba la mi ola cewek  ?" (baca: cewek,  kalian mau kemana ?) at least bahasa mereka membuatku benar-benar merasa berada di belahan dunia bagian Toraja,  walaupun masih agak kurang sopan karena mereka memilih memanggil kami dengan sebutan "cewek" dari pada "kakak".  Ya, tapi masih mending dari pada harus mendengar mereka memanggil kami "tanta" yee kan.

Well,  kembali ke bahasa Toraja yg di Indonesiakan ataupun sebaliknya.
Di kota (kami menyebut Rantepao sebagai kota)  akan sangat sulit mendengar remaja-remaja berbahasa Toraja padahal sebagian besar yang menuntut ilmu di kota Rantepao sebagai siswa atau mahasiswa justru berasal dari kampung.  Akui saja.  Tak usah malu-malu.

Coba saja, kalian berjalan-jalan ke kota Rantepao atau lapangan bakti, lebih bagus pada malam minggu. (Eaaa,  sarankan orang untuk keluar malam mingguan,  padahal dia sendiri tidak pernah malmingan.. Yakkodong.) *Halu nya ini penulis deh.
Hampir mustahil mendengar anak muda menggunakan bahasa Toraja.  Kamu hanya akan mendengar kalimat bahasa Indonesia dibumbui dengan kata "toda'", "liu", "komi", "ji ko", "bang mi". Nah.. Unik kan ? Entah siapa yang memulainya namun mungkin seperti inilah cari kami anak Toraja meng-Indonesia-kan bahasa Toraja. Tak apalah. Aku pun saat reunian dengan  dengan teman2 SMA  lebih senang menggunakan bahasa seperti itu.  Sekedar Nostalgia. 

Nah,  Yang ajaib ialah tidak jarang ku temukan anak-anak remaja yang sudah menggunakan kata "gak" dari pada menggunakan kata "tae'" atau "tidak". Misalnya "duhhh.. gak bisa na' toda' ikut sama kamu pia karena gak na izinkan na' pacarku". Saat itulah ku ingin berkata, "Obendo',  patei bang mo' lai' sabe' ". Padahal injak bandara saja belum pernah -,-"

Kadang agak sedih mendengar remaja-remaja tanggung  berbicara seperti itu. Entah karena malu atau keseringan nonton sinetron di tv, mereka jadi lupa dengan bahasanya sendiri. Mungkin mereka mengira dengan mengikuti cara Natasha Wilona berbicara mereka auto mirip dengan si Wilona itu.  Dek,  menggunakan bahasa Toraja tidak akan membunuhmu.  Sungguh.

Last but not least,  teruntuk yang ke-bule2an (penulis dong 8D) aku juga agak gemas dengan teman-teman yang sering mengartikan "otw" sebagai "berangkat". Ini banyak kutemukan di beranda FB, misalnya "lagi siap2 mau OTW ke sa'dan".
Dan di dunia nyata,  "gaiss,  ta OTW mi e". Agak lucu sih. Sepemahamanku,  OTW atau on the way artinya SEMENTARA dalam perjalanan. Jadi istilah "OTW" harusnya digunakan untuk menyatakan bahwa kita sedang berada dalam perjalanan.  Bukannya baru mau berangkat. 

Jadi intinya, jangan malu menggunakan bahasa Toraja jika kita sesama orang Toraja.  Jangan berusaha membohongi identitasmu karena tampang dan huruf "E"mu tidak akan pernah menipu. Yang suka pake bahasa Inggris,  tak masalah.  Karena bahasa Inggris itu sangat penting di masa ini. Dan kita tidak akan pernah pandai jika tidak learning by doing yee kan.  Asal jangan berlebihan sampai2 penjual sayur di pasar pagi ko bahasa inggris-i juga. Yang terpenting,  jangan pura-pura lupa bahwa kamu orang Toraja yang bisa bahasa Toraja.

"jadi,  mau ki OTW kemana gais ?"

that's wrong, absolutely  !

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS