Pages

Pernah jadi kakak Icha :D

Kamis, 26 Mei 2016

Belum kenal sama pencil alis
Akan ada masa dimana kamu tidak mengerti mengapa suatu hal terjadi dlm hidupmu. Saat itu kamu mungkin berpikir, "apa sih yang saya lakukan disini ?", bukan karena kamu tiba2 lupa ingatan ya melainkan kamu merasa bahwa yang kamu lakukan saat itu terlalu sepele, tidak cukup mengesankan bagi orang yg teramat kamu sayangi, dan segudang pikiran2 "haram" lainnya.

Tapi seiring berjalannya waktu kamu akan melihat ke belakang dan mengerti betapa kerennya kamu karena mampu melalui semua itu dan betapa berharganya moment itu. Saya pernah mengalami serupa. Seperti yg diketahui oleh orang2 terdekat saya, tahun lalu adalah tahun yang agak menyesakkan. Ya...pokoknya lebih menyesakkan dari melihat gebetan kamu jalan sama cewek lain !

Tahun lalu, ketika gelar S1 saya sudah hampir menginjak ulang tahun pertamanya saya mulai paranoid sendiri. "Mau sampai kapan begini ?" pikir saya. Belum lagi jika melihat Kakek2 yang masih giat2nya jualan telur bebek di pasar pagi (mungkin) demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Di masa itulah hati begitu sensitif. Tidak mengherankan jika melihat hal2 serupa, saya langsung merasa bagaikan partikel2 atom, tidak nampak. Saya bukannya tidak melakukan apa2 selama masa itu ya, hanya saja memang belum rezeki...ya saya bisa apa ? Bisanya ya jadi koki untuk menyiapkan makan siang mama di "kantor" menjahitnya ;)

Beberapa bulan saya mulai bosan karena hanya melakukan itu2 saja. Belum lagi resolusi untuk menghasilkan uang sendiri diumur 23 tahun belum ada tanda2 untuk tercapai maka saya pun risau. Lalu datanglah pencerahan disuatu sore yang sendu. Kala itu saya sedang iseng2 dengar radio, dan tiba2 ide untuk menjadi penyiar radio terbersit dipikiran saya. Keesokan harinya
, walaupun agak nervous dumba'2 saya tetap pergi ke studio Radio itu. Butuh keberanian bagi saya untuk melakukan hal itu. Sampai di studio, eh..malah langsung disuruh on air. Padahal saya tidak tau harus bicara apa. Ya...puji Tuhan, saya langsung diminta untuk jadi penyiar disana. Eh...dan hari itu juga, saya ditanya mau pake nama samaran apa. Kemudian saya bingung. Dan yang kepikiran malah nama icha. Maka sejak saat itu tepatnya tgl 19 September, jadilah saya si penyiar dengan suara aduhai.

Kegalauan menyiar di hari pertama adalah takut kalau2 di ajang request time yg saya bawakan gagal total karena tidak ada yg request lagu via sms. Tapi ternyata saya salah besar, hari pertama saya sukses. Lumayan banyak yg mau menyisihkan pulsa, waktu, dan telinga mereka untuk mendengarkan saya bercuap2. Beberapa bulan menyiar, saya mulai akrab dengan panggilan "kakak Icha". Mereka yang request lagu, selalu saja memanggil saya dengan sebutan kakak. Padahal beberapa diantara mereka, saya curigai lebih tua dari saya.

Seiring berjalannya waktu, berada di studio dari jam 1-3 menjadi rutinitas yang menyenangkan. Dengar lagu2 Indonesia yang dibawakan oleh group band yang tidak saya kenal menjadi hal yang biasa. Sesekali saya jg menyisipkan beberapa lagu barat favorit saya demi memperbaiki selerah musik anak sekolah yang mulai aneh2. Dari lagu2 semisal duri cinta by republik, pergi pagi pulang pagi by armada, sampai dengan lagu ambon yang judulnya "Beta mati rasa" membuat saya juga mati rasa karena harus mendengar lagu2 itu hampir setiap hari.

Walaupun agak mati rasa gara2 lagu request-an pendengar, jam 1 sampai 3 siang selalu menjadi waktu dimana saya terlalu sering tertawa. Tertawa ketika membaca sms request-an mereka yang lucunya sedemikian rupa (beberapa diantarax ada di akhir postingan). Menjadi seorang Kakak Icha membuat saya merasa memiliki sahabat2 baru yang hanya saya kenal via sms request-an, tdk lebih ! Dan yang kerennya lagi, kadang2 saya berpikir walaupun saya belum sempat menjelajahi Tana Toraja dan Toraja Utara secara tuntas, tapi suara saya sudah sukses mengudara se-Toraja. Ya..walaupun yang mereka kenal adalah kakak Icha, bukan Tiwi. But that's enough for me.

Dan yang paling mengesankan adalah Blessing time, salah satu session yg saya bawakan. Disitu saya membawakan renungan harian. Tapi renungannya ya semau saya, kata2 yang saya gunakan juga tidak formal sehingga (semoga) dapat menembus hati pendengarnya yang kebanyakan anak2 sekolah. Ya...kebanyakan sih renungannya saya ambil dari perenungan mendalam tentang kehidupan saya sendiri. Jadi selain menguatkan orang lain, saya sebenarnya dalam proses menguatkan diri saya sendiri melalui session itu, dan sekalian curhat juga.

Berada disana memang menyenangkan, saya punya rutinitas baru, dengar lagu sepuasnya, pengalaman baru. Tapi kadang2 pertanyaan2 yang saya kemukakan diawal postingan ini muncul dibenak saya. Dan disinilah saya sekarang, seorang Teller bank swasta yang puji Tuhan mulai bisa menghidupi diri sendiri. Tidak lagi bergantung pada orang tua. Rasanya, sudah jauh saya berjalan melewati moment 3 jam di studio full Ac yang kadang2 berbauh rokok itu. Sungguh, saya bersyukur pada Tuhan untuk masa yang agak kelam di tahun kemarin. Karena dengan itu, kini saya bisa lebih menghargai yang saya miliki. Thax kk Icha yang disayangi oleh pendengarnya, i miss u :*


Dibikinin pantun cintahhh

Suaranya kk icha bagus, katanya.


No clue.


No replay, sorry !

3 komentar:

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS