Pages

Kamu, puisi, dan aku

Jumat, 28 April 2017

Duku' tedong..
Awal keras tapi setelah di longo'
Jadi lembut..
Hatimu..
awalnya keras..setelah ditaklukkannya
Jadi lembut semacam pantat bayi  

Bulunangko..
Awalnya pahit, lalu disatukan dengan duku'
Dimasukkan ke dalam bambu
Uhh..sedap
Hidupmu..
Awalnya pahit, lalu ia datang
Bersama senyum dan sayangnya
Uhh..manis  

Ollon..
Awalnya jauh, sepi, tak terpandang
Mengemis cinta dari para pencari keindahan
Kini, ia angkuh..sulit ditaklukkan
Acuh pada yang memuja keindahannya
Kamu..
Awalnya pilu, risau, dan galau
Memohon secuil dari hati yang dimilikinya
Kini..kau mapan, tampan, beriman
Tak hirau lagi pada yang dulu menolakmu  

Pa'karing..
Bentuknya buruk, hitam, keras, dan asin
Coba kau makan dengan sepiring nasi panas
Lidahmu bahagia karenanya
Puisi ini..
Tidak beraturan, maksa, aneh, dan garing
Coba kau baca lagi dilatari lagu favoritmu
Senyummu merekah dibuatnya  

Katokkon..
Merah, panas, dan pedis
Tanpanya kau terus lapar
Penulis puisi ini..
Belum mandi, muka bantal, kusut
Tanpanya..senyum kecil dibibirmu itu takkan ada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS