Pages

Mozaik – mozaik Hidupku (PART 1)

Jumat, 19 Oktober 2012

Journey has began here
Hari itu aku galau, ya ini pertama kalinya aku benar – benar galau. Mungkin terkesan alay menggunakan kata – kata ini, tapi itulah yang saya rasakan. Bagaimana tidak, saya harus memilih antara pesta kematian kakek di Toraja atau study media. Hm…mengapa pilihannya begitu sulit. Mengapa pilihannya bukan antara ayam goreng atau sambel terasi buatan mama. Pilihan itu lebih mudah karena saya jelas – jelas akan memilih sambal terasi ^_^”

Sebenarnya pesta kematian kakek di Toraja merupakan hal yang sangat penting bagi saya. Mengingat kasih sayang kakek bagi saya yang begitu besar. Selain itu, banyak keluarga saya yang belum pernah kutemui sebelumnya akan datang dalam pesta kakek. Terkadang saya berpikir, keluarga – keluargaku yang jauh dari selawesi saja masih menyempatkan diri untuk datang, masa saya yang jelas – jelas begitu dekat tidak bisa ikut dalam pesta kakek. Namun, setelah melalui beberapa pertimbangan yang matang, saya memutuskan untuk ikut study media. Saya pikir study media ini penting untuk masa depan saya karena bisa memberikan pemahaman bagi saya tentang prospek kerja  kedepannya. Namun, yang terpenting adalah ini kesempatan saya untuk menemukan mozaik – mozaik kehidupan saya di tempat yang lain. Di luar pulau Sulawesi !
Singkat cerita tepat pada tanggal 25 Juli, kami Great 10 berkumpul di bandara Sultan Hasanuddin. Yaa, saat itu sebenarnya saya agak kuatir juga karena ini merupakan perjalanan pertama saya menggunakan pesawat. Saat itu kami dibagi kedalam tiga pesawat berbeda. Namun beruntung, karena saya duduk bersebelahan dengan Yayu dan Unhy. Ya, kalau duduk dengan mereka berdua, saya yakin mereka dapat memaklumi saat saya melakukan gerakan – gerakan menyimpang..hehee
Kami pun melalui tahapan – tahapan sebagai seorang penumpang pesawat mulai dari boarding pass hingga membagasikan barang – barang. Antrian yang agak lama membuat kami tidak serempak ke waiting room. Ada yang sudah kesana terlebih dahulu dan ada juga yang masih rempong mengurusi barang – barangnya. Saat saya dan Yayu’ telah selesai kami segera berlari menuju ruang tunggu. Hm, saya melirik  ke arah ruang tunggu tapi saya tidak melihat keberadaan teman – teman, “hm jangan – jangan mereka sudah masuk duluan ke dalam pesawat” pikir saya. Saya dan Yayu’ segera memasuki gate 5 dan ikut mengantri untuk masuk kedalam pesawat. Saat selangkah lagi memasuki pesawat itu, seorang petugas datang dan melihat tiket kami berdua dan si petugas sontak berkata “maaf mba’ anda salah pesawat”. Saya dan Yayu’ yang saat itu sudah sangat malu segera mesasang muka paling tebal untuk keluar dari tempat itu.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya kami segera memasuki pesawat yang sebenarnya >_<” . Hal paling menakutkan dalam penerbangan pertama saya adalah ketika pesawat take off. Ya, maklumlah ini penerbangan pertama saya. Saya sungguh beruntung bisa duduk bersebalahn dengan dua orang yang t’lah saya sebutkan tadi, tapi mungkin kesialan bagi mereka karena setiap mereka tertidur saya pasti akan membangunkan mereka ( SPYA ADA TMN NGOBROL )
Puji Tuhan, kami boleh tiba di Jakarta dengan selamat. Hm…dan dari sinilah kekejaman ibu kota bermula. Perjalanan kami dari bandara Soekarno-Hatta ke Salemba tengah memakan waktu yang cukup lama. Cukup untuk membuat kami tambah lepek karena asap kendaraan yang macetnya minta ampun ditambah lagi dengan cuaca yang panas. Kejamnya. Tapi bukan GREAT namanya kalau tidak ribut sepanjang jalan :D.
Akhirnya tibalah kami di rumah itu, rumah yang hingga saat ini tidak akan aku lupakan karena menyimpan begitu banyak cerita. Ya, walaupun sangat sederhana tapi cukup menyenangkan menurutku. Dalam rumah itu, kami hidup sebagai saudara yang mampu berbagi Pop mie saat kami kelaparan, belajar makeup dadakan, bermain Pancasila 5 dasar dimana saya menjadi orang yang sangat sering kalah hingga tangan ini merah karena keseringan dihantam oleh tangan2 mereka ^_^” dan dalam rumah ini juga, aku mengerti tentang kata “berbeda”. Dan satu hal penting yang saya petik adalah jangan pernah percaya pada siapapun saat kau di Jakarta. Saudara sendiri bisa menusukmu !! Hampir saja postingan ini saya beri judul “BERAWAL DARI HURUF R”.
Mari kita tinggalkan kepahitan itu, karena walaupun terkadang Jakarta kejam sebenarnya Jakarta juga masih bisa manis kok. Ya, banyak pengalaman seruh dan baru yang bisa kami peroleh misalnya saja naik Bajaj dan Busway yang biasanya hanya saya lihat di layak kaca. Bdw, kami juga mengadakan kunjungan ke berbagai tempat yang hebat seperti KPI, Kompas TV, Majalah CHICK, Dapur Film Hanung Bramantyo, dan yang paling berkesan adalah kunjungan ke MNC. Tidak tanggung – tanggung, orang yang langsung membawakan materi untuk kami adalah Putra Nababan :D. Materinya pun tak main – main kawan, Ideologi yang harus dimiliki oleh seorang Jurnalis. Huaa, sungguh bersyukur kami dapat bertemu dengan orang sehebat itu, dan yang lebih hebatnya lagi saya dan Jayanti berada tepat di depan oran gyang hebat itu.
Pokoknya selama kurang lebih seminggu di Jakarta, banyak pengalaman seruh yang saya dan teman – teman peroleh yang terlalu banyak untuk saya tuliskan. Dan kemudian saya menjemput mozaik – mozaik hidup saya di tujuan berikutnya yaitu Jogjakarta.
Lagi di Dapur Film with Hanung Bramantyo
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS