Pages

Cerita KKN (Part 2)

Selasa, 13 Agustus 2013

KKN Unhas Gel. 85 Kec. Walenrang
Matahari sudah mulai nampak, dan terlihat  jejeran rumah-rumah sederhana di sepanjang jalan. Entah, apa nama daerah-daerah yang telah saya lewati untuk sampai ke Walenrang, satu hal yang pasti..pemandangannya lumayan cantik. Sempat terlihat, teman-teman KKN di kecamatan lain, yang  singgah di kantor Bupati, tapi bus kami tidak lewat disana mungkin karena perjalanan yang harus kami tempuh masih agak panjang. Dan setelah jam 9 pagi, tibalah kami di kantor kecamatan Walenrang. Semua koper-koper dan barang-barang diangkat oleh teman-teman cowok ke depan kantor. Saya sendiri masih bermuka bantal dan setengah sadar saat itu.

                Kamipun dipersilahkan memasuki kantor kecamatan sambil menunggu bapak supervisor. Dan mulai dari sinilah keakraban antara saya dan teman-teman semakin terjalin. Saya berusaha menghafal nama mereka satu persatu mulai dari Fina, Ria, Herlina, Anisa, Meta, dan beberapa nama yang awalnya tidak saya tau. Jangan Tanya tentang nama teman-teman cowoknya, karena yang saya kenal saat itu ya Cuma imo’ si korcam, nu’ si sekcam, imam dan iman yang masih susah saya bedakan hingga detik ini, trus Wayan karena gampang dihafal namanya. Yang lain, I don’t even know..
Hal paling menegangkan adalah pendistribusian kami ke desa-desa (kayak barang di’). Di Walenrang sendiri terdapat 8 desa dan 1 kelurahan yang nantinya tidak akan pernah saya lupakan. Walaupun teman posko saya yang 2 orang sudah ketahuan. Tapi penasaran juga dengan beberapa penambahan. Dan tadaaa… ternyata selain seposko dengan korcam dan sekcam, masih ada kak Mus, akbar, Afit, dan Nisha. Kami menempati posko kecamatan yang terletak di desa Batusitanduk.  Jadi judulnya, saya, korcam, dan sekcam yang nebeng di posko mereka *bede’.
Ngajarin adik Ikki foto ala tittttttttt !
                Siang itu, kami dijemput oleh Ibu kades. Ibu kadesnya baik sangat…dan thax God, karena baru sampai di posko, kami langsung diajak ke acara akikahan yang intinya panggilan makan gratis. Setelah itu, baru pulang ke posko yang hingga saat ini belum bisa saya lupakan. Posko kami bukanlah sebuah rumah panggung terbuat dari kayu yang WCx terpisah dengan rumah itu sendiri seperti yang banyak dicerita oleh para supervisor. Posko kami bagus dan bersih, dengan 3 kamar 2 kamar mandi, dan ada ruang tamu, tempat nonton, dapur, dan ruang makan. Pokoknya jauh dari yang saya bayangkan. Ibu dan bapak poskonya baik hati, dan anaknya cakeeeeeep banget >,<  *Tapi masih kecil.
Tidak semua hal dapat saya cerita disni karena akan sangat panjang, namun ada beberapa cerita yang tidak akan pernah saya lupakan. Misalnya rutinitas saya, Afit, dan Nisa setiap hari yaitu harus memberi  makan 4 teman cowok di posko. Kami bertiga awalnya tidak mahir dalam hal masak-memasak. Apalagi saya yang cuma nge-kost, paling taunya cuma rebus mie instan. Hiks. Tapi di
KKN, semua berubah. Mau tidak mau kami harus masak. Dan syukur alhamdulillah, tidak ada teman-teman cowok yang complain dengan masakan kami. Malahan lebih sering dipuji. Hal paling sering menjadi pokok pembicaraan kami didapur adalah “nanti malam kita masak apa ya?, trus besok pagi kumpul uang brapa  untuk belanja di pasar ??” Lama-lama dengan rutinitas itu, tugas kamipun semakin terfokus. Afit focus ke tumis-menumis sayar, Nisa focus ke memasak nasi, dan tiwi focus menyambal apa saja yang bisa disambal -,-“  Bahkan Cuma di KKN, saya tau kalau harga bawang bisa semahal itu.
                Setiap pagi, korcam yang paling duluan bangun. Sementara saya, Afit, dan Nisha paling lambat bangun. Pokoknya kami bertiga  sainganlah sama Akbar kordes kami. Saking paling sering telat bangun, kami bertiga pernah mendapat kuliah di pagi hari dari korcam. Bunyinya kurang lebih demikian, “Nisha, Afifa, sama bencam juga..banguuun. Itu orang yang bangun siang berpeluang kena leukemia, karena darahnya tersumbat di otak %$@@!$^&&, dan orang yang bangun kesiangan itu bisa jadi lemas @#$%%” gara-gara dengar korcam bicara begitu, ngantukku sama nisha langsung hilang. Bersyukurlah Afit yang tidak mendengarnya karena masih tepar pake headset.
                Saat bulan puasa, teman-teman poskoku selalu sholat Tarawe (maaf klu salah tulis). Dan disaat itu, saya harus sendiri di posko karena ibu dan bapak posko lagi pulkam juga. Namun, thax KKN yang mengajarkan saya untuk tidak jadi penakut lagi. Hal yang juga saya syukuri adalah setiap hari minggu, saya juga tetap bisa ke gereja karena gerejanya sangat dekat dengan posko. Dan yang rutin nganter ya kalau bukan korcam,pasti chef nisa yang antar. Hiks..hiks.
KKN Unhas Kec. Walenrang
                Salah satu proker yang paling menyenangkan adalah mengajar. Dan yang kebagian kami ajar saat KKN adalah adik-adik di SD dusun Pasang. Sebenarnya kami tidak mengajar, malahan kami yang banyak belajar dari mereka. Sekolah mereka hanya terdiri dari 2 ruang kelas, setiap pagi mereka harus berjalan jauh dari atas gunung untuk sampai desekolah itu. Adik-adik di SD itu kurang lebihnya berasal dari keluarga yang kurang mampu. Terlihat dari seragam mereka yang usang, ya mungkin seragam itu peninggalan dari kakak2 mereka sebelumnya. Walaupun demikian, mereka punya semangat belajar yang tinggi. Bahkan ketika waktu mengajar telah selesai, mereka masih ingin tinggal disekolah untuk belajar.  Untuk mengajar disana, saya dan teman-teman posko harus menempuh perjalanan yang cukup jauh, dan tentunya menanjak. Dan pulang dari sana, pasti diantar sama adik-adik.
                Satu cerita yang tidak akan saya lupakan adalah ketika mengajar di sekolah minggu. Tempatnya lebih jauh dari SD tempat saya dan teman-teman mengajar. Pagi itu, Afit bersedia mengantar saya keatas dusun itu, karena kami berpikir tempatnya tidak jauh-jauh amat seperti kata adik-adik di SD dusun pasang. Tapi pelajaran berharga saat itu adalah jangan percaya saat orang disana berkata dekat. Karena ukuran dekat mereka dan kita amat sangat berbeda. Terbukti ketika saya dan afit mencari sekolah minggu disana. Katanya dekat, eh..ternyata diatas gunung. Mana harus manjat tebing dan pagar pula. Dan pulangnya, afit sukses terjatuh. Maaf ya Afit. Tapi dengan begitu, saya jadi sadar kalau ternyata masih banyak orang-orang diluar sana yang kehidupannya lebih susah dari saya.
                Di KKN itu, nda seruh kalau nda ada cinta-cintaan. Nah, itu juga yang terjadi di Walenrang. Banyak yang suka-sukaan, tapi yang muncul ke permukaan Cuma beberapa. Misalnya cowok di desa Saragi yang suka sama cewek di poskoku. Rajin sekali sms, tapi gara-gara itu, sempat nda mau masuk ke poskoku. Jadi kalau mau nge-print, pasti temannya ji yang masuk. Si *tittttttt, nunggu di luar rumah samping poskoku saking malu-malunya ketemu dengan temanku. Ckckck. Bahkan ada juga teman di poskoku yang pacaran sama cewek posko sebela. Semoga hubungannya panjang umur ya kordes ;) *upss. Dan, ada juga yang “kagum” sama teman poskonya tapi malu bilang-bilang. Pantasan, kalau KKN semua orang mengaku belum punya pacar, pas di stalkingin FB and twitternya, baru ketahuan kalau sudah ada yang punya -___-"
                Yang paling asyik dan unforgettable di KKN adalah ketika pagi-pagi bisa mendengar suara air di bendungan depan poskoku, ketika posko kecamatan jadi rame karena kedatangan teman-teman dari posko lain ataupun kecamatan lain, ketika baca komentar teman-teman di buku tamu kami, curhat-curhatan dengan Afit dan Nisha, ketika dengar adik fikri manggil teman-teman cowok di posko dengan sebutan”om”, ketika masak bertiga didapur sambil berurai air mata cuma gara-gara potong bawang, ketika saya dijebak oleh teman-teman untuk menjadi penyanyi elekton di dusun sebelah dan harus menahan malu, jalan-jalan ke bendungan dengan penghuni posko Bulo, Ke pasar ber-7, berkunjung ke posko-posko lain, dan tentunya ngitung-ngitung duit yang bukan milik saya.
Too much story to tell here. Pokoknya, saya bersyukur sangat karena bisa sekecamatan dengan mereka. Terdiri dari pribadi dan karakter yang berbeda - beda, tapi justru itu yang membuat cerita KKN kita berwarna di Walenrang. Ada yang awalnya kalem tapi ternyata aslinya tukang ribut, ada yang mirip bapak uztad, ada yang malas-malas puasa, ada yang suka ngemil pake asap, ada yang heboh setiap cerita, ada yang unyu-unyu, ada yang pendiaaaaam, ada yang susah move on dengan logat marosnya, ada cowok tapi manja beud, ada yang suka moody-an, ada yang hyper aktif, ada yang jahat dan sering mem-bully posko kecamatan, ada yang heboh saat nelpon dan mandi , ada yang suka cukur rambut di salon Junet, ada yang suka nyanyi-nyanyi nda jelas di kamar, ada cewek yang lebih tangguh dari cowok, ada yang cerewetnya minta ampuun, ada yang sering skali bilang kata “hiks hiks”, ada yang narsis tingkat dewa, ada yang rajin skali pulang pergi mksr, ada yang ngefans sama seseorang tapi diam-diam,  ada cowok yang cerewetnya lebih daripada perempuan, ada cowok yang mandinya lebih lama dari cewek, ada yang rajin skali ke masjid, ada yang malas ke gereja, ada yang nda mau pulang KKN gara" naksir sama kembang desa, dan ada yang %$#^& *undetectedable

              Maaf kalau selama KKN dan setelah KKN ada ucapan atau perbuatan Tiwi yang kurang berkenan di hati kalian. Dan terima kasih karena telah menjadi bagian dari cerita KKN saya. Love you guys :* Jangan lupa sama tiwi yaaa :)
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS