Pages

Hujan Hari Ini

Kamis, 16 April 2015



                Hari ini, hujan turun dengan derasnya tanpa intro sedikit pun. Saya terpaksa harus berteduh di suatu gedung Bank yang tidak begitu besar. Kepergian saya hari ini rencana untuk menyebar beberapa lamaran pekerjaan. Di teras gedung itu ada beberapa orang yang juga berteduh, seorang ibu dengan pakaian sederhana, seorang anak laki-laki muda yang sepertinya seumuran  dengan saya, satpam, dan bapak tukang parkir yang sudah lanjut usia.
                Hujan semakin deras, membuat saya semakin mengeluh walaupun dalam hati. Saya melirik ke teman saya yang sedang sibuk melihat update-an sosmednya. Dia tertawa sambil memperlihatkan layar HPnya yang berisi postingan lucu, saya pun ikut tertawa. Dan yang membuat saya bahagia adalah saya sadar bahwa di saat hujan seperti ini, Tuhan masih menempatkan orang sepertinya di samping saya.
                Hujan  mulai redah, masih agak rintik-rintik sih tapi saya dan teman saya akhirnya memutuskan untuk berenjak dari sana. Sambil menungguh teman saya memakai mantel, saya berusaha memperbaiki rambut saya yang sudah acak2kan tidak karuan karena air hujan. Bapak tukang parkir yang sedang duduk di dekat gerbang ternyata memperhatikan saya tanpa ekspresi. “Mari pak” kata saya kepada bapak tukang parkir sambil tersenyum, bapak itu membalas tanpa berucap, hanya senyum yang begitu ramah.
                Singkat cerita, saya dan teman saya akhirnya sampai di tempat tujuan. Setelah menyerahkan surat itu, kami bergegas dan hujan kembali turun dengan derasnya. Teman saya bertanya apakah kami harus berteduh atau melanjutkan perjalan karena saat itu saya hanya memakai jaket, dan saya mengatakan bahwa tidak masalah untuk melanjutkan perjalan. “kenapa harus menghindari hujan ?”
                Dalam perjalanan menuju rumah, saya melihat seorang anak dengan seragam sekolah tanpa memakai sepatu. Iya berjalan dengan santainya di tengah hujan dan sayup-sayup saya mendengar ia menyanyikan lagu Yofie “dia milikku bukan milikmu, dia untukku bukan untukmu…”
                Hari ini mengajarkan saya beberapa hal. Bukan masalah yang membuat kita menjadi lemah, melainkan kesendirian ketika menghadapi masalah. Saat kita punya tempat untuk bersandar, kita akan menjadi lebih kuat, dan masalah tidak akan menjadi masalah. Jadilahi teman yang setia.
                Sukacita layak untuk siapa pun yang mau memberi dan menerimanya sekalipun hanya melalui hal kecil semisal senyuman. Senyuman yang tulus membuat orang lain merasa dihargai dan dikasihi. Dan saat kau memberikan senyuman, kau takkan pernah kekurangan bukan ?  Belajarlah untuk menghargai orang lain.
                “Life is not about waiting for the storm to pass, it’s about learning to dance in the rain.” Adik dengan seragam sekolah tadi benar-benar gambaran nyata dari kata bijak di atas. Jangan pernah membiarkan hujan memudarkan sukacitamu, ketika hujan datang tetaplah bersenandung. Akan ada waktunya hujan itu redah, dan pelangi yang indah akan muncul. Bersyukurlah dalam pergumulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS