Pages

If i love Him

Sabtu, 10 September 2016

Pict Source :  Google

"Menunggu tapi tak ditunggu, bertahan tapi tak ditahan, mencinta tapi tak dicintai..serupa tangan yang hanya bertepuk dengan angin, tidak akan pernah menciptakan bunyi."

Untuk sebuah kasih, adakah yang lebih besar dari itu ? Bagi saya tidak, dan memang begitulah nyatanya. Kemarin saya pulang rumah itu, setelah sekian lama berkutat dengan hiruk pikuk dunia luar yang jauh dari zona nyaman seperti yang selalu bisa saya nikmati di rumah. Selama hidup di luar banyak hal yang saya pelajari dan "pulang" harusnya menjadi kesempatan besar untuk membagi pelajaran itu bukan ?

"Kasih kepada Tuhan" adalah tema yang adik2 pengurus berikan bagi saya. Awalnya saya bingung bagaimana harus menceritakan kisah "Kasih kepada Tuhan" ketika beberapa hari itu saya juga agak marah padaNya. Marah pada Tuhan ? Wow..siapa saya sampai punya hak untuk marah pada Tuhan. But i really am. Saya bukan seorang Mandy More di film A Walk to Remember yang dengan tulus berkata "i have no reason to angry with God" bahkan ketika Tuhan memberikan penyakit yang nantinya akan merenggut hidupnya. 

Yaa..Tuhan selalu punya selerah humor yang terlalu tinggi, sampai2 kadang kita tidak mengerti maksud dari humor itu bukan ? Seperti kemarin ketika saya dipercayakan untuk membawah firman "Kasih kepada Tuhan" di saat hubungan saya dan Tuhan sedang agak terlalu kurang romantis. 

Bisa saja dengan gampangnya saya bertanya pada om google tentang kiat2 mengasihi Tuhan. Tapi itu terlalu menggurui, dan saya tau saya tidak pantas untuk menjadi guru dengan keter-alay-an saya di umur yg hampir 24 tahun ini. Lagian nyontek di google tidak akan membuat saya lancar berkata2. Oh ya, kunci untuk public speaking (secara khusus utk anak komunikasi) adalah menggunakan kata2 sendiri a.k.a jujur. Trust me it work (bukan iklan) 

Well, setelah merenung dan bertanya pada Tuhan, walaupun saat itu saya masih agak marah padaNya *tidak tau diri* :D And then, God answering me. Jawabannya simple, hubungan saya dan Tuhan saat ini menjadi jawabannya. Saya marah dan menjauh, tapi ketika saya datang..ya, Dia masih disana. Tidak kemana-mana. Bukan karena kasih Tuhan terlalu murah dan gampang diperoleh, tapi Dia sendiri tidak bisa menyangkal diriNya untuk tetap mengasihi saya dan kalian. 

Hati manusia bisa pergi kemana-mana..seberapa besar pun kita mengasihi Tuhan. Itu karena saya dan kalian tidak sempurna. Jika saya dan teman2 mampu setia 100% maka Tuhan Yesus tidak perlu berada di kayu Salib. Kita tidak akan pernah sempurna atau kudus dengan usaha kita, selain disempurnakan dan dikuduskan oleh Tuhan Yesus. Dan lagi, jika kita 100% tanpa pelanggaran, lalu untuk siapa Tuhan datang ke dalam dunia nantinya ? Bukankah Dia datang untuk mencari yang berdosa. 

Tapi walaupun begitu, dosa adalah maut. Seberapa pun Tuhan mengasihi kita tapi hati kita terlalu keras untuk tetap berurusan dengan dosa maka ketika maut tiba2 datang..aku dan kamu bisa apa ? 

Ada 4 jenis kasih yang kita tau dalam bahasa Yunani *kemudian berasa lagi kerja skripsi* :D Diantaranya ada Agape yaitu kasih tanpa syarat, tidak menuntut balas, ah...sempurnah deh pokoknya. Seperti itulah kasih Tuhan kepada kita. 

Lalu, bagaimana dengan kasih kita kepada Tuhan ? Apa yang bisa kita berikan sebagai ungkapan syukur untuk Pribadi yang sedemikian mengasihi kita dan setia bagi kita (walaupun kadang selerah humornya Tuhan ketinggian, and sometimes we don't get it :D ) Tentu hati yang terbaik yang ada pada kita. Jadi, jaga hati kita agar layak bagi Tuhan yaa :) 

Semoga tidak adalagi menunggu yang tidak ditunggu, bertahan yang tidak ditahan, mencinta yang tidak dicinta..sehingga tepukan kasih Tuhan bisa bertepuk dengan kasih kita kepadanya dan menghasilkan melodi yang indah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS