Pages

Fotografi, Bikin Galau Tapi Berdampak Positif

Senin, 28 Mei 2012

Semasa SMA duluh, saya kerap kali berpikir ingin cepat – cepat kuliah. Pikiran itu tiba – tiba datang ketika saya mengalami syndrome bete’ tingkat internasional dengan yang namanya seragam sekolah. Saya pikir jadi anak kuliahan akan asyik – asyik saja, dengan pakaian bebas, masuk kuliah sesuka hati, dan segudang kebebasan lainnya. Tapi sekarang, giliran sudah jadi anak kuliahan, frustasinya malah makin para. Apalagi kalau tugas dari dosen – dosen sudah menumpuk !!!

Hunting di Pelabuhan Paotere
                Ya tugas kuliah memang salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat ke”galauan” para mahasiswa. Sama seperti yang saya alami, apalagi di semester 4. Nah, salah satu tugas yang bikin saya jadi frustasi, bete’, galau, kere, dll adalah FOTOGRAFI. Jika ditinjauh dari nama mata kuliahnya memang akan sangat keren, tapi tidak bagi mahasiswa yang belum punya kamera sendiri (saya salah satunya). Tiap minggu harus hunting mulai dari TPA Antang, kampung nelayan Paotere, benteng Rotterdam, Losari, dll. Sering kali saya mengeluh dengan tugas mata kuliah yang satu ini. Mulai dari uang transportasinya, medan yang harus di tempuh (kayak TPA), cuaca yang biasanya kurang mendukung, dan yang paling galau adalah kamera DSLR yang tak kunjung saya miliki. Hahaa
                Klimaks dari mata kuliah ini adalah tugas finalnya. Kami diwajibkan memilih 6 foto dari hasil hunting kami selama semester 4 ini. Enam foto tersebut diserahkan kepada dosen untuk dikurasi. Hasil kurasi tersebutlah yang akan digunakan sebagai amunisi di tugas final ini. Namun ternyata kenyataannya tak seindah dengan yang kami harapkan, sekitar 80 % foto yang terkumpul ditolak! Itu artinya harus hunting lagi dan diserahkan pada hari yang sama saat dikumandangkannya pengumuman tentang foto kami yang ditolak. Setelah selesai hunting foto dan diserahkan pada hari itu juga, akhirnya foto saya dan teman – teman lolos kurasi.

                Singkat cerita, akhirnya diumumkanlah bahwa final fotografi kali ini akan diadakan di anjungan pantai Losari. Kedengarannya terdengar mudah dan mengasyikkan ya. Tapi tidak berhenti sampai disitu, perintah selanjutnya adalah menghubungkan 2 foto karya sendiri (yang lolos kurasi) dengan tali – temali yang harus di diletakkan di depan dan belakang si mahasiswa. Yups, intinya finalnya itu adalah pameran berjalan dengan rute gedung kesenian - benteng Rotterdam – anjugan – dan berakhir di depan hotel Kenari plus harus meminta min.25 komentar dari orang – orang disana. Sontak kepulan awan mendung menaungi GREAT’10 (nama angkatanku).
                Hari yang tidak dinanti – nantikan pun tiba. Pada jam 3 subuh, ketika banci mungkin belum tidur kami sudah harus bangun. Dengan mengumpulkan seluruh nyawaku yang sebenarnya masih menempel di tempat tidur, aku segera terbangun dan ikut dalam antrian penggunaan kamar mandi. Ya, hari ini (27/5) adalah hari yang special jadi beberapa sahabatku nginap di kost-an. Setelah persiapan selesai, kami langsung menuju gedung kesenian. Dengan menaiki taxi kami akhirnya tiba disana sekitar jam 5 subuh.
Kami segera dibagi kedalam beberapa kelompok. Satu per satu kelompok mulai pergi, dan tiba giliran kelompok saya untuk berangkat. Capcuzzzzzz. Kami mulai menyusuri jalan menuju ke Rotterdam. Tampak rombongan orang – orang yang sedang berjalan santai memperhatikan kami. Pada awalnya agak risih, tapi lama – lama jadi terbiasa juga. Saya mulai memohon beberapa orang disepanjang jalan untuk mengomentari foto saya mulai dari satpam,mahasiswa yang merangkap jadi pengamen, remaja yang lagi pacaran, hingga bapak2 dan ibu2 yang sedang menikmati weekend. Tanpa terasa saya telah tiba di anjungan Losari, perjalanan jauh dari gedung kesenian serasa begitu dekat. Ya, mungkin karena sepanjang jalan saya berhenti untuk meminta komentar orang – orang. Yang berkesan dari pameran ini adalah ketika harus memohon – mohon kepada orang untuk mengomentari foto yang kami bawah. Belum lagi harus menjawab setiap pertanyaan mematikan yang disodorkan oleh para komentator foto kami. Tapi dengan kekuatan dari Tuhan YME dan tentunya mempraktekkan ilmu komunikasi yang baik, saya berhasil mengumpulkan 38 komentar. Ya paling tidak, sudah melebihi batas minimum yang ditetapkan. 
Setelah mata kuliah ini berakhir, saya baru sadar ternyata banyak manfaat yang dapat kami peroleh. Misalnya saja hunting di TPA antang beberapa waktu yang lalu membuat saya belajar untuk menghargai dan mensyukuriapa yang saya miliki. Ternyata masih banyak saudara – saudara kita diluar sana yang menggantungkan hidupnya dengan mengais sampah – sampah. Selain itu, melalui mata kuliah ini saya bisa pergi ke berbagai tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya.
P.S:  Pelangi sehabis hujan.
GREATmates (Ilmu Komunikasi UH 2010)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS